Hampir seluruh makanan khas Natuna rata-rata berbahan dasar seafood. Salah satu makanan khas Natuna adalah makanan yang berbahan dasar dari laut yang dikenal segarnya yang di sebut oleh masyarakat Natuna dengan nama Silong.
Silong adalah makanan yang di konsumsi secara mentah-mentah yaitu khusus makanan laut seperti ikan, udang, kerang, gurita dan juga rumput laut seperti Latoh. Kalau di Jepang mungkin silong ala Natuna sama seperti makanan Sashimi, yaitu makanan yang di konsumsi secara mentah baik itu makanan laut, daging dan juga sayuran.
Dengan proses sederhana, maka makanan Silong tersebut dapat langsung dimakan tanpa harus dimasak, yang mana semua bahannya mentah, mulai dari tongkol, asam dan jeruknya tak ada satupun yang perlu dimasak.
Ada beberapa macam silong yang terkenal oleh masyarakat Natuna, seperti :
Silong Ikan Tuna
Makanan ini selalu identik dengan makanan laut yang di konsumsi secara mentah, dengan cara penyajiannya makanan laut seperti ikan Tuna misalnya akan di cuci bersih bagian daging yang telah di potong, tentu bagian yang di potong harus bagian yang paling baik kualitasnya. Kemudian potongan daging Tuna di lumuri dengan perasan air jeruk nipis, agar bau amisnya hilang lalu hidangkan dengan sambal cabe rawit mentah.
Untuk jenis sambal yang di gunakan banyak jenisnya, hanya sesuai selera yang di inginkan. Masyarakat Natuna kebanyakan lebih menyukai sambal atau saus pendamping makanan silong yaitu rasa asin pedas manis dan rasa asam pedas, asin gurih. Rasa asin pedas manis bisa di peroleh yaitu dengan campuran cabe rawit yang telah di tumbuk dengan bahan-bahan lainnya dan di tahap akhir di tambah dengan perasan jeruk limau manis, sementara untuk rasa asam pedas asin gurih di dapat dengan campuran sambal cabe rawit yang di campur dengan perasan jeruk nipis.
Silong Latoh
Yang selanjutnya yaitu Latoh silong. Untuk cara penyajiannya juga berbeda, masyarakat Natuna biasanya akan terlebih dahulu membersihkan makanan yang hendak di buat silong dengan membasuhnya dengan perasan air jeruk lalu diamkan beberapa saat hingga bau amisnya hilang.
Selain di beberapa daerah di Indonesia, Latoh juga di kenal di mancanegara seperti di wilayah Asia, antara lain di negara Jepang, Korea dan China dan bahkan di Negara Eropa, karena tumbuhan sejenis rumput laut ini hampir tumbuh di seluruh dunia. Di luar negeri Latoh di kenal dengan "anggur laut" atau "kaviar hijau", di negara Malaisya bagian Sabah menyebutnya dengan "Latok" dan Filipina menyebutnya "Lato".
Tumbuhan ini sangat unik, selain memiliki biji buah yang kecil-kecil namun rasanya juga segar dan asin gurih, tumbuhan ini juga sangat kaya akan manfaat, Latoh atau bahasa lainnyaCaulerpa selain sebagai konsumsi juga digunakan sebagai obat pada beberapa jenis penyakit. Hal ini karena Caulerpa mengandung zat antibakteri, antimikroba, antijamur, serta zat bioaktif untuk penyakit tekanan darah tinggi dan tumor.
Kandungan klorofil (zat hijau daun) rumput laut ini bersifat antikarsinogenik. Juga kandungan serat, selenium, dan seng yang tinggi pada rumput laut ini bisa mereduksi (mengurangi) estrogen (jenis hormon). Disinyalir bahwa level estrogen yang terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya kanker.
Di Natuna Latoh di kenal memiliki 2 jenis yang bisa di makan, yaitu Latoh Dees (Caulerpa Racemosa) dalam bahasa Natuna yang artinya Latoh pedas dan juga Latoh Miyang (Cauerpa Lentillifera) yang artinya Latoh gatal. Masyarakat Natuna lebih menyukai rasa dari Latoh Miyang ketimbang Latoh Dees, karena Latoh Miyang di anggap rasanya tidak terlalu pedas di banding Latoh Dees, dan meskipun di ketahui keduanya memiliki rasa yang pedas.
by :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar